CVT Indonesia – Jaecoo, sub brand mewah dari Chery akhirnya memunculkan diri kepada publik tanah air pada 23 Januari 2025. Sebagai langkah pertama, Jaecoo membawa J7 Bensin dan J7 Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)
Jaecoo J7 menyebut sistem PHEV-nya dengan nama Super Hybrid System (SHS) yang dapat berjalan dengan mode full electric dengan baterai dan motor listrik serta berjalan dengan mesin bensin secara simultan.
Jaecoo sendiri baru terlahir pada tahun 2021 namun sudah berhasil mencuat ke permukaan karena membawa heritage dari Jaguar Land Rover.
Sebagai informasi, Chery memang melakukan Joint Venture dengan Jaguar Land Rover dan melahirkan Brand Jaecoo. Jaecoo pada 2024 secara global telah mencatatkan penjualan sebanyak 248.605 unit, meningkat 54% dibanding tahun sebelumnya.
Jaecoo sudah menjamin untuk pasar Indonesia akan tersedia 30 lokasi jaringan diler di seluruh Indonesia sebagai langkah pertama ekpsansi di tanah air.
Pada Februari 2025, Jaecoo akan menguji kehebatan Super Hybrid System melalui perjalanan jarak jauh Jakarta-Bali. Perjalanan sejauh 1.200 kilometer ini dirancang untuk membuktikan efisiensi dan performa Jaecoo J7 SHS dalam kondisi nyata.

BACA SELANJUTNYA: Campaign Go Green Fund Chery Sukses Besar, Serap Dana Rp30 Miliar. Omoda E5 Jadi Model Favorit
“Super Hybrid System kami mencerminkan komitmen kami terhadap inovasi, keberlanjutan, dan aksesibilitas. Dengan uji coba Jakarta-Bali yang akan datang, pembuktian jarak tempuh yang baru saja kami capai, serta ekspansi jaringan dealer kami.” kata Max Zhou, Country Director Jaecoo Indonesia.
Zhou mengatakan pihaknya tidak hanya memamerkan teknologi-kami sedang membentuk masa depan yang berkelanjutan. Perjalanan menuju masa depan yang lebih hijau dimulai hari ini.
Menurut pengetesan internal pihak Jaecoo, mereka mengklaim Jaecoo J7 PHEV memiliki konsumsi BBM hingga 22,7 km/l.
Kelebihan selanjutnya dari J7 PHEV tidak perlu pusing mencari SPKLU. Dengan motor listrik dan baterai mobil ini dapat berjalan sejauh 100 kilometer.
Apabila baterai tersebut habis dan tidak memungkinkan untuk di charge, barulah mesin bensin akan bekerja sebagaimana mestinya dan melakukan pengecasan juga ke baterai.
“Ada dua (sumber tenaga) baterai perlu dicas, dan pengisian gasoline. Ketika ini sama-sama full, yang terpakai adalah baterai. Ini yang bikin mobil ini seperti mengendarai EV. Ketika dia mencapai 30 persen ke bawah, baru gasoline-nya kepakai,” kata Evan Angganantika, Head of Marketing Jaecoo.
Berbicara soal mesin, Jaecoo J7 PHEV menggendong mesin 1.5L turbo dengan transmisi Dedicated Hybrid Transmission (DHT) ditambah dengan motor listrik yang didukung baterai 18,3 kW. J7 PHEV menghasilkan tenaga 347 PS dengan torsi 525 NM.
BACA SELANJUTNYA: Haval Jolion Tembus 20 Km Per Liter Saat Road Trip Ke Yogyakarta