CVT Indonesia – Tidak bisa dipungkiri bahwa program elektrifikasi saat ini menjadi agenda global yang seperti wajib untuk tiap pabrikan mobil untuk megikuti.
Namun sayang yang masih menjadi barrier terbesar pada pasar mobil listrik adalah harga jualnya yang masih tergolong tinggi dibandingkan dengan mobil konvensional Internal Combustion Engine (ICE). Sementara daya beli masyarakat belum mampu ke tahap tersebut.
Melansir dari Arena EV, kondisi ini disebabkan karena komponen utama mobil listrik yaitu baterainya masih cenderung mahal bahkan bisa lebih dari 50% harga mobilnya.
Perusahaan Analis Gartner memperkirakan dalam beberapa tahun ke depan biaya pembuatan mobil listrik bisa sama atau bahkan lebih rendah dibandingkan mobil ICE.
BACA JUGA: Dealer Mobil Bekas Ini Cuci Gudang Khusus Lebaran, Bisa DP Ceban!
Disebut bahwa hal tersebut dapat terjadi setidaknya paling cepat pada 2027. Para analis memperkirakan bahwa dalam beberapa tahun kedepan biaya pebuatan mobil listrik akan semakin menurun.
Namun laporan itu juga menyebut bahwa desain yang kompleks dan tekonologi integrasi baterai membuat kendaraan listrik membutuhkan biaya perbaikan lebih banyak jika mengalami kerusakan atau saat terjadi kecelakaan berat.
Gartner mengatakan bahwa biaya perbaikan mobil listrik jika mengalami kecelakaan serius bahkan katastropik bisa memakan biaya 30% lebih mahal dari mobil ICE.
Biaya yang murah dalam produksi seharusnya dapat menguntungkan konsumen karena kendaraan listrik akan memiliki harga yang lebih terjangkau. Namun menjual mobil listrik yang murah adalah hal yang berbeda dengan ongkos produksi murah.
Hingga saat ini, beberapa produsen yang kita ketahui tengah berusaha keras menggarap kendaraan listrik dengan harga terjangkau seperti BYD dan MG.
BACA SELANJUTNYA: GWM Ambisius Jual 4 Juta Unit Mobil Pada 2025