CVT Indonesia – Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik. Terutama dengan banyaknya merk asal Tiongkok yang mulai masuk ke Tanah Air.
Namun Suzuki hingga saat ini terlihat masih santai dan mau ikutan latah dengan menjual mobil listrik seperti produsen lain.
Harold Donnel, 4W Marketing Director SIS mengungkap bahwa untuk menuju net zero emission tidak perlu untuk loncat ke teknologi listrik, namun memperbarui mesin juga salah satu usaha menuju hal tersebut.
“Suzuki Indonesia percaya melalui teknologi hybrid ini memiliki pertumbuhan berkelanjutan yang sangat dibutuhkan oleh industri otomotif,” Jelas Harold pada acara gathering media Suzuki (23/1).
Harold juga menyebut, teknologi Hybrid yang digunakan Suzuki saat ini memiliki keunggulan krusial yang tidak bisa dimiliki oleh mobil full elektrik.
BACA JUGA: Debat Capres Cawapres Memanas, Gibran Rakabuming: Ngapain Promosi Baterai Mobil China?
Kami yakin suzuki masih memiliki keunggulan. Salah satunya adalah tidak tergantung infrastruktur,” ujar Harold Donnel pada kesempatan yang sama.
Harold mengatakan bahwa Suzuki memiliki jaringan purna jual mumpuni yang tersebar di seluruh Indonesia. Lebih dari itu, menurutnya Suzuki tidak mau membuat industri otomotif yang fenomenal tapi langsung hilang cepat.
“Industri otomotif ini bukan industri yang main-main karena ini merupakan industri yang punya banyak aset, begitu banyak sumber daya dan melibatkan banyak sektor di dalamnya.” lanjut Harold.
Harold menyebut bahwa teknologi Hybrid tidak akan terpaku pada model yang saat ini saja, dirinya menjanjikan akan ada ekspansi sesuai dengan strategi bisnis dan ceruk pasar di Indonesia.
Ditengah ramainya persaingan mobil listrik, Suzuki bisa dibilang masih cenderung konservatif. Banyak brand baru yang masuk Indonesia hanya dengan menjual mobil listrik, seperti Neta, BYD, dan Vinfast.
BACA SELANJUTNYA: Suzuki Jimny Terkonfirmasi Akan Hadir Di Indonesia, Segera Jadi Gorengan?