CVT Indonesia – Terbentuknya pasar mobil listrik yang masih sangat baru di dunia, termasuk di Indonesia memang menjadi tantangan tersendiri bagi para pabrikan.
Muncul ketakutan di pasar bagaimana jika baterai mobil listrik rusak. Sebagai informasi, sempat ada beberapa pabrikan yang memberikan estimasi harga baterai mobil.
Untuk baterai mobil hybrid, estimasi harga baterai sekitar Rp30 juta – Rp40 juta. Sementara untuk mobil EV murni harga baterainya hingga 60% dari harga mobil. Apabila harga mobil di kisaran Rp700 juta, maka biaya penggantian baterai di estimasi sekitar Rp300 – Rp400 juta.
Tentunya hal ini akan mempengaruhi harga jual kembali mobil listrik. Memang saat ini kita belum bisa menemukan jawaban pasti. Namun tidak ada yang tau dalam 10 tahun ke depan.
Melihat masalah tersebut, VinFast pabrikan mobil listrik asal Vietnam menawarkan sistem baterai berlangganan yang tentunya dapat membuat konsumen lebih bisa menjangkau kepemilikan mobil listrik.
“Kebijakan berlangganan baterai menawarkan ketenangan pikiran. VinFast bertanggung jawab atas pemeliharaan, perbaikan, dan bahkan penggantian baterai jika kapasitasnya turun di bawah ambang batas tertentu,” kata Tran Quoc Huy, VinFast Indonesia.
Pada Mobil Listrik pada umumnya, apabila battery health menyentuh angka dibawah 70% tentunya akan mempengaruhi harga jual kembali. Sementara VinFast menghilangkan kekhawatiran ini skema baterai berlangganan.
Dengan mengganti baterai yang turun di bawah 70% kapasitasnya dan mengasumsikan tanggung jawab atas semua kegagalan baterai, VinFast memastikan EV Anda tetap mempertahankan kinerja optimal, yang berpotensi berujung pada nilai jual kembali yang lebih tinggi di masa depan.
Dengan sistem baterai berlangganan prabayar, konsumen hanya membutuhkan biaya penyewaan Rp1,5 juta untuk menempuh jarak 3.000 km. Apabila lebih dari 3.000 Km, konsumen dapat menambah kuota jarak dengan biaya tambahan Rp1,1 juta.
BACA JUGA: Vinfast Janjikan Biaya Kepemilikan Mobil Listrik Lebih Terjangkau Dengan Sistem Sewa Baterai
Dengan biaya tersebut jika dihitung dalam 10 Tahun kepemilikan, berlangganan baterai memakan biaya Rp180 juta. Jika melihat harga VinFast VF e34 yang saat ini dibanderol Rp314 juta, maka biaya ini bisa dibilang masuk akal jika berkaca pada estimasi biaya penggantian baterai mobil listrik konvensional dalam rentang waktu 10 tahun.
Selain itu, tentunya harga jual kembali mobil VinFast nantinya tidak akan terpengaruh oleh tingkat kesehatan baterai.
VinFast juga menjamin hal tersebut dengan rencana investasi sebesar Rp18,6 triliun. Hal ini bahkan sudah di konfirmasi oleh Presiden RI Joko Widodo dikutip dari website resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Salah satu investasi tersebut akan dialokasikan untuk pembukaan dealer demi memberikan layanan serta dukungan purna jual yang mumpuni. VinFast sendiri sudah menggandeng 5 mitra dealer di tanah air.
“Kerjasama strategis ini akan menghasilkan kendaraan berkualitas tinggi, berharga kompetitif dengan desain youth, dukungan purna jual mumpuni ke pasar Indonesia, dan mempromosikan pengembangan industri kendaraan listrik domestik,” ucap Huy pada IIMS 2024 silam.
Mitra dealer VinFast yang sudah terkonfirmasi antara lain PT Gallerie Setia Utama (Gallerie), PT Bevos Auto Mandiri (BAM), dan PT Gran Cipta Cemerlang (GCC) yang berpusat di Jakarta.
Selanjutnya ada PT Mega Central Autoniaga (MCA) yang berbasis di Medan, serta PT Majesty Auto Sejahtera (Majesty) di Batam.
BACA SELANJUTNYA: VinFast Gak Main-Main Garap Pasar Indonesia, Langsung Bangun Pabrik
